Seni memberi saran. Memaksa atau memberdaya?
Beberapa waktu lalu disebuah sesi sharing, teman saya mengatakan terinspirasi satu tulisan di blog ini tentang "memberi saran"
bisa jadi artikel ini :
Jangan memberi saran
atau
Cara memberi saran
silahkan baca dulu sebelum melanjutkan...
.
Di artikel kali ini kita coba explorasi beberapa poin ketika kita akan "memberikan saran" kepada orang lain, bahkan orang yang sangat dekat atau kita kenal dengan baik. Bisa pasangan, anak, saudara, dll...
Sebelumnya, kita perlu mengenal beberapa pola edukasi pada orang dewasa.
Tentu ini berbeda ketika kita bersekolah, baik di jenjang pendidikan dasar, menengah, atas ataupun di kampus. Dalam kondisi sosial yang lebih dewasa dan di era internet ini, kita perlu memahami dan berlatih lebih baik tentang "edukasi orang dewasa".
Ada beberapa metode : training, mentoring, workshop, coaching, dll baik yang sifatnya formal maupun non formal.
4 tahun yang lalu, saya sempat mempelajari teknik coaching sebagai professional coach dan berlatih 88 jam. Tentu skill ini harus terus di latih untuk memperbaiki diri saya sebagai seorang "coach" yang baik.
Dalam hidup ini kita sering kali ingin mengubah orang lain, tetapi ini berbahaya dan bisa jadi back fire jika kita melakukan cara yang salah.
Alih-alim memberdayakan, kita malah berpeluang "mem-perdaya", atau memaksa, bahkan bisa lebih fatal lagi kita mematikan potensi orang lain.
Catat ya....!
*tulisan ini lebih evaluasi kepada diri saya sendiri, dan semoga bisa bermanfaat buat teman-teman yang membaca.
Yuk kita explorasi :
1. Sabar untuk menunggu mereka meminta saran.
Ini kunci paling mendasar.
Pada dasarnya orang akan bertanya dan meminta saran kepada orang yang tepat. Dimomen orang bertanya kepada kamu, meminta saran, secara emosional artinya mereka percaya kepada kamu.
Tentu dalam situasi yang seperti ini, kita perlu juga menggali informasi yang lengkap sehingga dapat memberikan saran atau masukan yang tepat dan bermanfaat.
Pertama, berikan insight atau informasi yang bermakna
Hindari terburu-buru mengambil kesimpulan, luangkan waktu yang cukup untuk berpikir. Lalu berpikir 2x sebelum berkata-kata. Bisa beberapa menit, atau jika masalah yang dihadapi cukup serius, berpikirlah beberapa hari.
Misalkan orang cuma mau tanya dimana kamu membeli handphone baru? itu bisa dengan mudah dijawab. Tapi kalau ada yang tanya tentang bagaimana memilih tempat buat kuliah, bisa jadi kamu memerlukan lebih banyak informasi yang waktu untuk mengexplorasi.
Kedua, berikan alasan yang jelas atas saran tersebut.
Kamu perlu menjelaskan latar belakang yang cukup jelas atas saran tersebut. Berdasar opini, pengalaman, atau hal-hal lainnya. Ini akan memberikan perspektif yang lebih luas, sifatnya objective atau subjective.
Ketiga, tambahkan informasi pendukung atas saran tersebut.
Dalam memberikan saran atas sesuatu, berikan tambahan informasi dari buku yang pernah kamu baca, pendapat orang lain, atau referensi lainnya yang bisa membantu dia untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap lagi. Kamu bisa juga memberikan informasi siapa orang lain yang layak diminta saran atas situasi tersebut.
Keempat, jujur dan berpikiran terbuka
Banyak orang merasa tidak nyaman jika jawaban berbeda dengan harapan mereka. Sehingga diawal selalu buat "disclaimer" yang jelas tentang sudut pandang kamu bisa saja berbeda, misal dengan mengatakan : Bisa jadi kamu tidak akan suka dengan jawaban aku. Apa bener kamu mau tanya pendapat aku tentang hal itu?
Sering kali kita terlalu terburu-buru memberikan saran, men-judge, ataupun blaming jika ada orang yang meminta saran. Ini sangat berbahaya!
Jadi jika dalam pikiran atau perasaan kita ada "energi negatif" sebaiknya tarik nafas panjang dan dengarkan saja dulu.
Kelima, sadari itu tanggung jawab dia.
Ingat untuk bisa membatasi diri. Bisa jadi kamu memberikan saran yang baik dan bermanfaat, tetapi kembali lagi, keputusan itu ditangan dia.
Kamu juga harus ikhlas ketika ternyata saran kamu tidak dituruti, atau bahkan dia melakukan hal yang berlawanan dengan saran yang kamu berikan.
Berikan kesempatan mereka untuk berpikir, mencari alternatif, memutuskan apa dan kapan hal itu akan dilakukan. Berikan pertanyaan saja misalnya :
Jadi bagaimana rencana kamu?
Kapan kamu akan melakukannya?
Apa support yang kamu perlukan?
Keenam, waspadai self interest.
Terkadang kita punya "misi" pribadi ketika memberikan suatu saran. Kita perlu sadari hal-hal semacam itu. Ingat, ketika kamu diminta suatu saran, artinya kamu perlu menempatkan kepentingannya lebih utama dibandingkan kepentingan dirimu sendiri.
Tentu dalam hal ini kita perlu terbuka dan menggali lebih dalam tentang apa yang dia butuhkan.
(bersambung)
Untuk evaluasi diri selama 2022. Klik disini.
Gabung dalam percakapan