Berpikir negatif, Ujian dan Antisipasi
Ide tulisan ini terpikir setelah melakukan latihan evaluasi mingguan dan teringat konsep ....
.
.
.....
ah jadi lupa istilahnya.
Kalau dalam bahasa simplenya : Keajaiban Berpikir Negatif.
.
.
Selama ini memang kita diminta selalu berpikir positif
Melihat sesuatu dari hal-hal yang baik
Point of viewnya selalu "apa manfaatnya, apa untungnya, apa baiknya"
Itu baik.
tapi bukan berarti berpikir negatif itu buruk.
.
Kita sering kali terjebak dikotomi.
Jika tidak baik, maka buruk.
Jika tidak kanan, maka kiri
padahal belum tentu lho...
.
Di beberapa tulisan kemaren tentang kegagalan kita sudah explore bagaimana kita ternyata belajar banyak dari kegagalan dan hal-hal yang buruk.
"Sesuatu kegagalan yang membuatmu rendah hati, lebih baik daripada keberhasilan yang membuatmu sombong"
Karena sebenarnya hasil itu tidak sepenuhnya ada dalam kendali kita.
Emosi negatif seperti takut, khawatir, cemas, sedih itu juga diperlukan untuk pertumbuhan mental, pengelolaan diri dan pertumbuhan diri kita.
Hal negatif bisa menjadi "tanda-tanda" akan munculnya sesuatu di masa mendatang, yang bisa memberikan kita antisipasi, rencana baru, serta aksi yang diperlukan dengan segera.
Goal, mimpi itu ibarat gas dalam kehidupan kita.
Pikiran negatif itu seperti rem.
Nah, kalau kita punya mobil / motor, pasti ada gas dan ada rem.
Keduanya diperlukan sesuai kadarnya.
Kalau cuma gas aja malah bahaya kan....
Kalau rem aja, ya gak kemana-mana.
Jadi ternyata ada manfaat dari berpikir negatif.
Misalnya melihat ada yang tidak sesuai, cacat, mencari kesalahan, tidak bekerja sesuai rencana, sehingga dengan mengetahui hal itu, kita bisa mencari inovasi. Bagaimana membuatnya lebih baik lagi.
Misalkan dalam kadar tertentu di kehidupan sehari-hari bisa juga kita praktekkan.
- apa yang terjadi jika saya tidak menepati janji
- apa yang terjadi jika saya mengecewakan client
- bagaimana jika lamaran saya ditolak
- bagaimana jika tubuh saya semakin sakit
nah, disana kita bisa mempersiapkan diri :
Apa yang perlu atau bisa dilakukan agar hal-hal itu tidak terjadi?
Jika hal itu terjadi, apa renspon yang bisa saya ambil?
Kita perlu sadari :
- goal kita bisa gagal
- apa yang kita rencanakan, tidak sesuai rencana
- apa yang sudah kita lakukan tidak berhasil
- hasil ada diluar kendali kita
Nah, tadi yang diatas istilahnya : Premeditation Malorum
Di konsep ini adalah merenungkan kemungkinan terburuk terjadi dengan menanyakan pada diri sendiri "apa hal yang terburuk yang mungkin terjadi?"
ada 3 komponen yaitu :
1. Membayangkan kejadian buruk itu benar-benar terjadi, walau hal itu bisa saja tidak terjadi.
2. Saat membayangkan, hal itu terjadi saat ini juga. Sekarang juga. bukan di masa depan.
3. Yakin pada diri, bahwa hal tersebut tidak berpengaruh terhadap kebahagiaan diri kita. Kita terima hal itu terjadi untuk membuat diri kita lebih baik lagi.
Dengan melatih teknik tersebut, kita akan bisa melihat hambatan apa yang mungkin menghalangi kita mencapai tujuan. Kemudia mempersiapkan rencana untuk mengatasi hambatan tersebut.
Dan setelah melewati masa tersebut, kita bisa membuat diri kita lebih bersyukur. Kok bisa? mungkin akhirnya kita berhasil, sukses meraih goal yang kita inginkan. Ataupun andaikan gagal pun kita bisa sudah mempersiapkan mental kita. Bisa jadi ternyata tidak seburuk yang dipikirkan sebelumnya.
.
Semoga tulisan ini menginspirasi.
Jika mau mengexplorasi lebih dalam, silahkan klik juga disini.
.
Gabung dalam percakapan