Membangun "Second Brain"
Silahkan gali dari buku-nya langsung untuk keluasan dan kedalaman. Di tulisan blog ini kita coba buat rangkuman singkatnya saja.
"Kesuksesan profesional dan kualitas hidup Anda sangat tergantung pada kemampuan Anda dalam mengelola informasi dengan efektif."
Dunia kita saat ini kelebihan informasi.
Sangat berbeda dari 10-20 tahun yang lalu.
Dulu belajar harus ke sekolah. Harus ke kampus.
Harus datang ke guru, bahkan kita harus terbang ber-jam-jam.
Biayanya pun bisa puluhan sampai ratusan juta.
jadi inget cerita Pak Tung yang hobi ikut seminar sampai keluar negeri, dan banyak sekali motivator, trainer, dan konsultan yang harus menguras tabungan, harus hutang untuk mendapat ilmu.
Itu sudah masa lalu.
.
sekarang sebaliknya....
"Kita sering punya banyak ide brilian, tapi kemudian lupa"
"Udah belajar, sudah lihat materi lewat ecourse, workshop, buku, group online, akhirnya cuma numpuk di harddisk dan gagal tindaklanjuti"
"Banyak networking, konsultasi, cari masukan dan saran yang berguna, tapi perlahan terlupakan seiring berjalannya waktu?
.
Kita merasakan tekanan untuk terus menerus belajar dan meningkatkan diri agar tidak ketinggalan informasi terkini. Kita menghabiskan berjam-jam setiap tahunnya untuk membaca, mendengarkan, dan menonton konten informatif. Namun, di mana semua pengetahuan berharga itu pergi? Di mana itu semua ketika kita membutuhkannya?
Otak kita tidak mampu mengingat semua hal detail karena hanya dapat menyimpan beberapa info dan pemikiran pada satu waktu. Pada dasarnya, otak kita digunakan untuk mendapatkan ide, bukan menyimpan ide.
Membangun "Second Brain" adalah metode untuk menyimpan secara sistematis dan mengingatkan kita tentang ide, inspirasi, wawasan, dan koneksi yang kita peroleh melalui pengalaman kita.
Itu ide dasar dari buku ini.
Menarik?
Klo saya sih tertarik banget.
Selama ini beberapa informasi rangkuman saya buat di aplikasi keep dan notepad.
Tentu mudah hilang dan terlupa.
Yuk kita coba pelajari dan praktekkan ilmu ini.
Mau?
Gabung dalam percakapan