Komitmen, kerjakan, kurangi bicara. (parenting#1)
Kemaren dapet kesempatan belajar tentang positive discipline.
Setelah di explore ternyata pendekatannya lebih ke arah parenting. Saya sendiri juga senang belajar tentang parenting ini, sebelumnya belajar di ESQ, di AAgym, dan banyak lagi lainnya...
Hari ini belajar langsung praktek tentang positive discipline. Emang masih harus belajar?
Sekarang coba cek aja :
1. apakah selama ini masih suka cerewet ke anak klo ada hal yang gak bener? gak ngerjain pr? berantem sama temennya?
2. apakah perlu marah-marah sampai bad mood seharian gara-gara perilaku anak?
3. suara naik 3 oktaf, piring gelas berterbangan, jeritan nenek sihir?
hahahah...
clasic banget.
Ini ada teknik PUTUSKAN KOMITMEN dan JAGA, yang bisa dicoba, misalnya :
anak yang suka menunda mengerjakan PR-nya, lalu udah waktu tidur dia datang untuk minta tolong : "Aku belum selesaikan PR ku.... gimana nih, gak ngerti"
Sang orang tua yang baik akan memberi tahu jauh sebelumnya, bahwa ia siap membantu untuk belajar / mengerjakan PR bersama antara jam 7-9 malam.
Ketika salah anaknya datang jam 21.30, udah lewat jam komitmen untuk mulai belajar "dadakan" ulangan besok, maka orang tua akan "tersenyum" dan berkata :
"Nak, Aku tahu kamu butuh bantuanku, dan aku senang membantumu antara jam tujuh hingga sembilan setiap malam. Kali ini kamu harus melakukannya sendiri."
Terkadang orang tua merasa kasihan pada anak ketika ada di situasi seperti ini, atau berpikir ini adalah kesempatan bagus untuk bisa berperan sekagus "berceramah" : "Aku sudah bilang begitu.... bla-bla-bla......".
Namun, dalam situasi ini, akan lebih baik jika orang tua memiliki keberanian untuk mematuhi komitmen, ya....
berani untuk menjalankan komitmen yang sudah dibuat.
.
.
dan saat itu adalah kesempatan bagi anak untuk belajar dari dari perilakunya.
Nah, teknik ini hanya berhasil jika orang tua siap untuk menghindari omelan, tidak banyak bicara ataupun berceramah...
Teknik berikutnya adalah : ACT, DON’T TALK.
Orang tua itu suka sekali bicara, memberi tahu, dan menyuruh.
Tapi jangan lupa buat walk the talk.
Bertindak daripada bicara.
Coba hari ini lebih "sadari" lah sebenarnya berapa banyak kata-kata yang tidak perlu diucapkan.
Di pasar, di sekolah, di kendaraan umum, coba perhatikan jia ada orang tua yang mengomel pada anaknya dan bicara tanpa henti.
Ada riset mengungkap lebih dari 75 persen dari masalah orang tua dengan anak-anak mungkin akan hilang jika orang tua berbicara lebih sedikit dan bertindak lebih banyak.
Ingat, anak-anak sering kali mengabaikan orang tua karena mereka terlalu banyak bicara lho.....
.
.
Pendidikan melalui kata-kata, dengan perintah seperti "Kerjakan ini" atau "Jangan lakukan itu," bisa secara tidak disadari memberikan kekuasaan kepada anak-anak untuk mengabaikan apa yang dikatakan.
Sebagai orang tua bisa saja menilai / judge anak sebagai "anak nakal" tanpa menyadari bahwa orang tua sendiri tidak menggunakan keterampilan mendidik yang efektif.
Banyak orang tua juga menggunakan cara yang tidak hormat seperti berteriak, mengomel, memberikan perintah, dan mengancam.
Coba arahkan pikiran untuk berhitung 1 2 3.
Lalu diam,....
Pegang tangannya, gendonglah ke tempat tidur, atau angkat dan letakkan di bak mandi.
Orang tua perlu memutuskan untuk bertindak lebih banyak dan mengurangi bicara, dan anak akan mulai melihat dan merasakan perbedaan.
Daripada terus-menerus meminta mereka untuk diam, coba tunggu dengan tenang agar mereka memberikan perhatia. Jika mereka bertengkar dengan saudaranya, berebut mainan, ambil saja mainan tersebut dan letakkan di tempat yang tidak bisa mereka capai.
Tidak perlu mengucapkan sepatah kata agar mereka mendapatkan ide sendiri, bahwa mereka bisa mendapatkan mainan kembali saat mereka berhenti bertengkar.
Oh ya, ada juga kesalahan yang sering dilakukan orang tua dengan bertanya pada anak apakah mereka ingin melakukan sesuatu yang sebenarnya harus dilakukan....
Misal :
"Apakah kamu ingin pakai helm?"
"Apakah kamu ingin makan malam?"
"Apakah kamu ingin merapikan tempat tidurmu?"
Karena pertanyaannya ini jawabannya biasanya "Tidak, tidak, tidak!"
.
Solusinya adalah dengan menggunakan kata-kata yang tepat :
"Sekarang waktunya pakai helm."
"Sudah waktunya makan malam."
"Kita rapikan tempat tidur sebelum berangkat sekolah."
"Kamis ini waktunya mengganti spray."
"Kita bereskan meja dan mencuci piring selesai makan."
.
Kita perlu latihan berbicara dengan anak,
sehingga mereka juga terlatih mendengarkan sejak dini.
Dalam keluarga ada aturan, budaya kebiasaan yang sudah menjadi keputusan, karena itulah cara dalam kehidupan, dan tidak semua hal harus menjadi perdebatan atau diskusi.
sudah siap mencoba hari ini?
.
catatan lain : biasakan untuk berbicara dengan kontak mata. Dapatkan perhatian anak, sebelum mereka mendengar kata-kata dari orang tua. Datangi mereka saat ingin berbicara daripada berteriak dari dapur ada dari kamar sebelah....
Gabung dalam percakapan