Strategy "Smart" Masuk Ke Pasar Australia

Selama 2 minggu, kita banyak belajar terutama terkait regulasi, produk, dan standar produk yang bisa masuk ke Australia dari Indonesia.

Kalau kita lihat, neraca perdagangan Indonesia - Australia memang tidak imbang.

Mereka banyak sekali mengirim produk-produk daging dan buahnya, tapi produk kita yang masuk kesana saat ini masih kecil sekali. Data ini saya sendiri juga masih coba gali detailnya apa saja. Tapi faktanya memang di pasaran retail produk Malaysia, Thailand, Vietnam banyak dan mudah ditemukan dimana-mana.

.

Itulah kita perlu mencoba mencari strategi bagaimana, produk Indonesia, utamanya SME bisa ikut bersaing. Kalau brand-brand besar seperti Indofood, Kara, Mayora, dll tentu sudah memiliki network dengan importir besar dan kawakan.

.

Dalam program Australia Awards kemaren, saya bersama 19 temen-temen lainnya di bidang rempah dan kelapa mencoba menggali produk, standar dan kualitas untuk bisa masuk di pasar Australia. 

Cukup sedih melihat masih terbatasnya produk Indonesia yang masuk di retail dibandingkan negara-negara asia lainnya, tapi bisa jadi ini adalah kabar baik. Ini adalah peluang untuk bisa dimanfaatkan utamanya bagi startup atau bisnis kecil untuk mendapatkan akses pasar. Tentu ini perlu strategy yang jitu!

Ada dua aspek penting yang perlu menjadi pertimbangan utama :

Pertama, produsen di Indonesia ingin sekali mengekspor, tetapi mereka tidak memiliki kapasitas volume yang cukup besar dengan kualitas dan harga yang bersaing. Karena untuk mendapatkan pembeli dan bisa bertahan di pasar, produk kita tentu harus bisa memenuhi persyaratan dalam hal kualitas, kuantitas, dan konsistensi. 

Yang kedua adalah kemampuan kita mengekspor sesuatu yang benar-benar diminati di pasar. Istilahnya market drivenm yang didorong oleh kebutuhan pasar, keinginan pasar dan bukan oleh selera pribadi kita di Indonesia. 

.



Itu hal yang mendasar, maka kali ini dari pengalaman 2 minggu shortcourse kemaren ada hal-hal yang bisa kita pelajari, sekaligus menyusun stategy untuk bisa tembus ke pasar Australia ini. 

1. Hindari ekspor produk mentah / bahan baku. 

Kita harus bisa memikirkan suatu produk dengan nilai tambah yang tinggi. Ketika produk kita hanya komoditi, maka persaingan harga berdarah-darah akan dihadapi. Misalkan hindari mengirin biji kopi mentah, tapi roasted coffee yang premium. Daripada mengirim rempah-rempah, buat menjadi bumbu dengan kemasan retail yang sudah siap digunakan di dapur. 

Tentu kita perlu juga cek regulasi dan biosecurity. Sehingga hindari dulu produk-produk olahan daging, telur, susu, dan madu. Pilih saja produk-produk yang bersifat "low risk" untuk meminimalkan kerugian jika barang ditolak masuk.

2. Pentingnya kapasitas besar untuk ekspor. 

Walau sepertinya dekat, biaya kirim dalam jumlah kecil sangatlah mahal. Sehingga coba hitung agar minimal pengiriman 1 kontainer (bisa juga min 3 cbm). Jika tidak memiliki kapasitas, cari cara dengan bermitra dengan bisnis atau produk lainnya sehingga bisa bersama-sama dikonsolidasi untuk ekspor gabungan.

Coba kontak dengan ITPC atau lembaga pelatihan dan peningkatan kerjasama export. Bisa jadi mereka punya program-program yang mendukung kegiatan ini.

3. Bermitra dengan diaspora. 

Walau sudah online, trust dalam export import juga akan meningkat jika kita bisa menjalin hubungan fisik yang lebih intens. Kita perlu mengembangkan jaringan orang-orang Indonesia yang ada di luar untuk bisa saling bertukar informasi, bahkan bisa saling bekerjasama. Misal satu sisi sebagai exportir, dan sisi yang lain sebagai importir. Keduanya saling memberikan nilai tambah yang saling menguntungkan.

4. Riset produk asal malaysia, thailand, dan vietnam.

Kita bisa coba melihat produk-produk negara tetangga yang sudah diterima pasar Australia dari negara asia tenggara lainnya. Kita perlu memberikan nilai tambah dengan harga yang lebih baik, kualitas, dan keunggulan lainnya untuk bisa bersaing.

Untuk harga sendiri, standar Australia sebenarnya cukup tinggi, sehingga peluang mendapatkan margin masih cukup terbuka.

5. Apa lagi ya? Coba tulis di komen....

.

Semoga, dengan pandangan strategy ini, kita bisa membuat roadmap dan rencana pengembangan export produk Indonesia ke Austalia dan memanfaatkan target pasar yang sudah cukup matang. 

Jika ingin konsultasi, kerjasama, dan diskusi, silahkan juga sapa di wa : wa.me/628123536872

Simple man, High Attitude