Potong bunga dan siramin rumput atau sebaliknya? (strategy investasi)
Materi ini juga di bahas dalam buku "psychology of money" dengan bahasa yang berbeda.
Intinya :
1. Emosi kehilangan itu lebih kuat daripada emosi mendapatkan
2. Kita cenderung untuk mempertahankan atas sesuatu yang sudah kita korbankan : The sunk cost fallacy is our tendency to continue with an endeavor we've invested money, effort, or time into—even if the current costs outweigh the benefits.
.
Lalu hari ini kita dapat istilah baru :
apakah selama ini kamu memilih memotong bunga dan mempertahankan / merawat rumput?
Ini adalah dasar dari pengelolaan "Portfolio Management"
Framework ini diperkenalkan Peter Lynch "watering flowers and cutting weeds"
Tentang bagaimana secara efektif mengelola asset atau saham yang dimiliki dalam portofolio untuk dapat menghasilan hasil investasi yang lebih bagus.
.
Kunci : Watering Flowers vs. Cutting Weeds
- Watering Flowers: menyiram bunga itu maksudnya merawat / menahan / hold / bahkan menambah saham perusahaan yang memiliki performa bagus. Itu seperti bunga. Ini bisa dibuktikan dengan operasional perusahaan yang bagus, omzet, laba, dan harga sahamnya yang cenderung menguat.
- Cutting Weeds: memotong rumput maksudnya menjual saham dari perusahaan yang underperform. Misalkan laporan keuangan yang tidak sesuai ekspektasi, bisa jadi merupakan waktu untuk menjual dari pada harga saham terus akan makin turun.
Investment Philosophy : Cut your losses and Let your profit run
- Holding Period: Warren Buffett pernah mengatakan bahwa dia tidak akan menjual sahamnya. Dia akan hold "selamanya". Tentu hal tersebut memberikan sinyal pentingnya mengindentifikasi saham mana yang bisa di hold atau yang harus di jual berdasarkan performa perusahannya. Bukan sekedar harga yang naik atau turun. Disini kita perlu melakukan analisa fundamental dahulu, menemukan saham mana yang valuasinya murah, dan membelinya bisa dengan analisa teknikal.
- Operating Performance: Kita perlu mengambil keputusan beli atau jual berdasarkan performa perusahaannya, bukan karena naik turunnya harga.
Lalu bagaimana kita mengelola portofolionya?
4 hal yang bisa kita pelajari terkait water flowers or cut weeds:
1. Scenario 1: Berita atau sentimen bagus akan membuat harga saham naik dan mekar seperti bunga. Ketika situasi ini, kita bisa hold bahkan bisa menambah pembelian.
2. Scenario 2: Perusahaan sudah melaporkan laporan keuangan yang bagus, tapi harga kok malah turun. Abaikan harga yang turun, dan kita melihat arah performa perusahaan tetap stabil dan bagus, ini adalah kesempatan menambah asset. Ini terjadi biasanya ketika market crash atau fear yang berlebihan di pasar.
3. Scenario 3: Laporan perusahaan bagus, tapi ada isu isu dalam bisnis. Walau kita melihat ada kenaikan harga saham, jika kita melihat akan ada masalah di depan, ini adalah kesempatan untuk menjualnya selagi harganya masih bagus.
4. Scenario 4: Kita berharap ada perbaikan yang terjadi pada perusahaan yang underperform. Jika kita melihat perusahannya mengecewakan dan harga turun drastis, bisa jadi adalah menjualnya.
Mungkin di kasus pribadi yang saya alami adalah membeli saham UNVR dan GOTO.
.
Framework for Decision Making
- Kita perlu membuat aturan dalam membeli atau menjual saham, sehingga kita bisa menemukan keselarasan antara operating performance dan pergerakan harga sahamnya. Karena melihat pergerakan harga bisa membuat FOMO dan kita secara emosional kehilangan kesabaran untuk membeli.
Akibatnya kita malam membeli saham sampah dan terjebak permainan bandar.
- Jika kita melihat harga memang tidak bergerak searah dengan proyeksi kita, selalu batasi dengan menetapkan cutloss. Misal jika drop -5% maka jual.
Kenapa?
bisa jadi analisa kita salah.
bisa jadi kita tidak tahu apa yang terjadi dalam internal perusahaan itu juga
Jadi, selalu lindungi modal kita.
.
- Kita harus siap menerima ketika analisa salah. Selalu bersyukur di semua transaksi. Baik Jual ataupun beli. Baik untung ataupun rugi.
.
Teruslah praktek sadis.
Sabar dan disiplin.
Gabung dalam percakapan