Mitos seputar goal, plan dan takdir
Akhir tahun selalu seru bahas tentang refleksi tahunan
lalu bahas tentang resolusi dan goal di tahun berikutnya.
Apa masih relevan? Apa masih perlu?
Wong buktinya juga gitu-gitu aja....
Yang bikin plan dan kerja keras juga gak sukses....
Itu dia yang santai-santai malah tiap tahun makin kaya aja...
.
Nah nah....
Jika kamu merasa bikin goal dan bikin plan itu bullsh*t, mungkin perlu baca artikel ini dan mulai mencari sudut pandang baru tentang goal.
Materi ini juga saya dapat dari kelas "Life BluePrint" punya Mas Darmawan Aji....
.
MITOS 1 : Hidup tidak perlu direncanakan, wong takdir sudah ditentukan.
Rejeki udah di atur. Kerja mah bebas.
Secukupnya aja. Rebahan aja.
Biarkan semesta yang bekerja.
Sering mendengar seperti itu?
Kalau secara umum maka akan diterima sebagai : bahwa jika takdir sudah ditentukan, tidak perlu merencanakan hidup. Seperti nampak indah, benar, dan sholeh.
Tapi, kenyataannya adalah bahkan dengan takdir yang telah ditentukan, manusia diberikan fitrah kemampuan untuk memilih tindakan dan jalan hidup kita setiap hari.
Dalam surat At-Taubah ayat 105, bekerja disejajarkan dengan keimanan, sekaligus sebagai wujud dari keimanan itu sendiri
Artinya, perencanaan tetaplah sesuatu yang penting. ️
Dalam ajaran Islam, Ikhtiar (tindakan berusaha atau membuat pilihan) menggambarkan keseimbangan antara takdir dan tanggung jawab pribadi. Kita diajarkan dua jenis takdir: Mubram (tidak dapat diubah) dan Mualak (dapat diubah), yang membuktikan bahwa ada pengaruh dari perilaku kita, pikiran kita, perasaan kita, terhadap suatu hasil (walau tidak 100%).
.
Jika kita bedah dalam trikotomi kendali :
Ada lingkar peduli
Ada lingkar pengaruh
Ada lingkar kendali
.
Hasil usaha, kekayaan, cuaca, kelahiran, masa lalu, itu di lingkar peduli. Kita peduli dengan hal-hal itu, tapi kita tidak bisa mengendalikannya.
Masa depan, perilaku anak, hasil usaha di tahun mendatang, itu di lingkar pengaruh saja. Kita bisa pengaruhi, juga tidak bisa mengendalikan 100%.
.
Disini kita juga bisa melihat karakter manusia :
- mau bertanggung jawab atas hidupnya
- atau memilih menjadi korban (hanya fokus pada hal-hal diluar dirinya)
.
.
MITOS 2: Tujuan Goal dan Rencana Hidup adalah untuk Mengendalikan Masa Depan
Lalu muncul pikiran dan perasaan...
Capek bikin goal mulu.... gak pernah tercapai
Apakah pasti goal yang dibuat akan tercapai?
Apakah rencana yang dibuat dengan rapi pasti akan menghasilkan kesuksesan?
Banyak yang beranggapan perencanaan itu semata-mata tentang kepastian mendapatkan hasil.
Faktanya TIDAK.
.
Dan memang 92% Goal itu tidak tercapai kok...
Kita membuat goal dan rencana, sebenarnya TIDAK MEMBUAT KEPASTIAN untuk meraihnya, tetapi tujuan utama dari goal dan plan adalah memberikan KEJELASAN tentang arah, tindakan dan keputusan sehari-hari.
Itu penting untuk motivasi dan mengarahkan diri kita pada tujuan.
.
Rumusan sederhana :
Event (sudah terjadi, diluar kendali) + Response (dalam kendali) = Outcome (belum terjadi, bisa kita pengaruhi)
.
Kalau kita mudik, liburan, atau pergi ke bandung saja perlu membuat rencana.
.
Sehingga penting di fase ini adalah membuat rencana yang fleksibel. Kita yang mengendalikan rencana. Sesuaikan dengan karakter diri. Lebih suka cara yang ketat atau yang cenderung longgar. Sehingga dalam perjalanan kita bisa mengantisipasi hal-hal yang bersifat spontan dan kreativitas. Tidak kaku dan membuat kita malah dikendalikan oleh rencana kita sendiri.
.
MITOS 3: SUKSES itu artinya Mencapai GOAL Yang di tetapkan
Bisa saja SMART, target yang spesifik itu menjadi ukuran kesuksesan, tapi lebih luas lagi kita perlu sadari :
Kesuksesan sejati dalam perencanaan hidup adalah tentang hidup selaras dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dianggap baik, benar, dan penting bagi seseorang.
.
Proses lebih penting daripada hasil akhir; mencapai konsistensi dalam usaha adalah yang benar-benar penting.
Carilah makna sukses yang sesungguhnya.
Kita bisa membeli mobil impian, mungkin senangnya cuma 3 bulan.
Kita bisa beli tas, jam, dan barang-barang mewah, mungkin senangnya cuma 1 bulan.
.
Implementasinya adalah "actionable systems" : seseorang punya tujuan untuk memiliki tabungan 1 milyar. Jika rajin menabung 10% dari penghasilan bulanan dipertahankan, bisa jadi upaya tersebut dianggap sukses, terlepas dari apakah tabungannya tercapai 1 milyar atau belum.
Jadi membangun kebiasaan : "If mendapatkan income, then langsung ditabung 10% di rekening khusus" ✅
.
Inti sesungguhnya adalah "Membangun System, bukan sekedar Goal"
System ini akan makin mantap jika ada support system yang kuat juga.
Misalkan kelompok mastermind, mentoring, ataupun coaching yang bisa menjaga accountability dari action yang sudah ditetapkan.
.
Yuk gabung di group produktif dan ikigai : https://chat.whatsapp.com/G6pis5PQQkrDcmQ29vZBNy
.
.
MITOS 4: Motivasi Diperlukan untuk Mengikuti Rencana Hidup
Tentu hal yang sebaliknya : Rencana yang baik, yang kuat akan menumbuhkan motivasi intrinsik yang bisa bertahan jangka panjang.
Motivasi intrinsik adalah api yang membakar dari dalam.
Misalnya :
- Belajar keterampilan baru karena merasa senang menambah wawasan dan mengembangkan diri.
- Berolahraga untuk merasakan kebugaran dan energi positif bagi tubuh.
- Menulis jurnal harian untuk menggali perasaan dan refleksi diri.
- Menyalurkan hobi seperti melukis, coding, atau membuat lagu karena menikmati prosesnya.
- Membantu orang lain untuk merasakan kepuasan emosional dari memberi dan berkontribusi.
Sedangkan motivasi ekstrinsik cenderung lemah dan mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar diri.
Misal :
- Belajar keras untuk mendapatkan rangking 1 atau penghargaan
- Berolahraga untuk mendapatkan pujian dari orang lain tentang penampilan fisik.
- Bekerja lembur demi promosi atau bonus tahunan.
- Mematuhi aturan untuk menghindari hukuman atau kritik.
- Menjadi konten kreator jika mendapatkan 1000 viewer. Begitu cuma dapat 10 view, berhenti.
Apa lagi ya contohnya....
.
MITOS 5: Kerja Terus, Kapan Ibadahnya?
Mindset yang perlu diperkuat adalah "BEKERJA ADALAH IBADAH"
Di surat An Naba ayat 11 dijelaskan, Allah telah menciptakan siang untuk bekerja dan malam untuk istirahat, serta menjadikan bumi yang luas ini untuk mencari nafkah.
Mencari nafkah adalah ibadah yang mulia.
Kita sering kali terjebak pada pikiran kalau ibadah itu adalah hal-hal yang berhubungan dengan Allah saja. Bekerja itu adalah wujud dari "Manusia Yang Bermanfaat Bagi Seluruh Alam" - Rahmatan Lil Alamin. Ini yang selalu perlu kita jaga.
.
MITOS 6 : Rencana itu membuat hidup kering dan kaku
Disinilah seru dan seninya rencana hidup.
Kita pasti menyadari banyak hal-hal spontan yang tidak terduga dalam kehidupan.
Dalam membuat goal dan rencana perlu menemukan "titik keseimbangan" yang membuat kita nyaman dan fleksibel.
Rencana yang kaku bisa membuat kita kehilangan kendali kehidupan kita sendiri dan merasa dikendalikan oleh rencana yang kita buat sendiri.
Disini kita perlu menentukan sendiri "sweet spot" kita masing-masing.
Dan kita merasakan bahwa kita memiliki otonomi, kemerdekaan, kebebasan untuk menjalankan hidup kita.
.
Dalam teori kita perlu kenali hal-hal yang memengaruhi motivasi:
- otonomi (kendali atas kehidupan seseorang),
- keterhubungan (hubungan dengan orang lain),
- kompetensi (merasa mampu).
Ketika rencana hidup jelas dan selaras dengan nilai-nilai pribadi, motivasi akan mengikuti secara alami.
.
.
.
At the end....
Jika kita tidak mau menetapkan tujuan dan rencana hidup kita sendiri,
maka orang lain yang akan menentukan tujuan dan rencana hidup kita.
Gabung dalam percakapan