Hindari Judi Di Crypto
Kalau bicara judi, sebenarnya apapun itu bisa dibuat judi.
Ada judi bola
Ada judi koin
dan banyak lagi lainnya.
Apa beda judi dan spekulasi?
Judi sepenuhnya adalah cuma mencari kesenangan dan adrenalin. Hasil judi sepenuhnya acak dan tidak dapat diprediksi. Risiko dalam judi cenderung sangat tinggi dan seringkali tidak dapat dikelola. Judi tidak menciptakan nilai tambah bagi ekonomi. Uang hanya berpindah dari satu pihak ke pihak lain tanpa menghasilkan produk atau layanan baru.
Itulah judi.
.
Jadi di crypto ada judi? Ya ada.
Contohnya misal seperti meme coin.
Sering denger orang profit "100x hingga 1000x" ? Lalu memamerkan screen shot cuannya?
Tapi tahukah hanya 0,4% wallet trader yang benar-benar mendapat keuntungan.
Sisanya ya rungkat!
.
.
Lalu memang ada manfaatnya kita membeli dan menyimpat crypto?
Yuk kita explore project-project di dunia crypto ini :
1. Bitcoin: Solusi Inflasi Mata Uang Kertas
Bitcoin dirancang sebagai store of value untuk mengatasi masalah inflasi.
Berbeda dengan mata uang kertas (Dolar, Rupiah, dll.) yang nilainya terus turun karena money printing.
Bitcoin ditetapkan memiliki supply terbatas (21 juta) dan mekanisme halving setiap 4 tahun. Ini membuat Bitcoin semakin langka, dengan stock-to-flow ratio (118 tahun) melebihi emas.
Jadi sebenarnya Bitcoin tidak akan menggantikan fiat.
Kedudukannya lebih untuk menyimpan nilai karena uang yang terus dicetak. Sama seperti property, tanah, maupun emas. Istilahnya Hard Money.
Ini sudah terbukti banyak perusahaan besar menyimpan dananya dalam BTC serta ETF bitcoin. Kedepan negara-negara juga mulai mengadopsi sebagaian devisa atau harta negara dalam BTC.
Saat ini juga mulai muncul inovasi bagaimana adopsi crypto dengan mata uang fiat yang bisa digunakan sehari-hari. Aset crypto bisa dijual, lalu diubah ke rupiah, lalu buat belanja apapun di supermarket.
Di Indonesia ada project TokoCrypto dengan OCBC.
Di global kita juga bisa melihat visa yang terkoneksi dengan web3.
2. DeFi (Decentralized Finance): Bank Tanpa Bankir
Platform seperti Aave menawarkan sistem menggadaikan asset crypto.
Kita simpan asset digital, lalu kita bisa meminjam fiat (misal USD/IDR).
Bunga yang ditetapkan dibuat dengan basis algoritma otomatis berdasarkan utilization rate (persentase dana yang dipinjam). Ini juga harus hati-hati karena saat permintaan tinggi, bunga bisa melonjak hingga 42%, namun saat bear market, bunga turun drastis (1-3%).
Ini memberi fleksibilitas dibanding sistem perbankan tradisional.
Misal kita bisa menggadaikan ARB kita di AAVE.
Lalu kita bisa menukarnya dengan USDT yang bisa kita pakai.
Tanpa cicilan.
Apakah aman? Sejauh harga ARB tidak drop ke nilai batas tertentu maka akan aman. Tapi jika ARB turun, maka aset jaminan ARB yang akan otomatis terlikuidasi.
Prosesnya mirip gadai emas di pegadaian, tapi dengan term dan format yang berbeda.
3. AI Agent: Robot Pintar di Dunia Crypto
AI Agent seperti AIxbt mampu menganalisis tren kripto di media sosial x.com dan mengambil keputusan mandiri. Meski masih eksperimental, tren AI Agent berpotensi mengubah cara kerja di berbagai sektor, mulai dari customer service, kesehatan hingga kreativitas.
4. DeSci (Decentralized Science): Revolusi Riset Kesehatan
DeSci memecahkan masalah industri farmasi yang mahal. Proyek seperti VitaDAO (riset longevity) dan BioProtocol (pendanaan riset penyakit langka) memungkinkan saintis kecil mendapat dana langsung dari masyarakat maupun pasien tertentu.
Ini mengurangi ketergantungan pada big pharma yang sering menghadapi konflik kepentingan.
Masa depan crypto serupa dengan penemuan internet pertama kali.
Crypto masih sangat muda (Bitcoin baru berusia 16 tahun), mirip internet di era 1990-an. Banyak proyek akan gagal, tapi yang bertahan bisa mengubah dunia.
Kuncinya: terbuka belajar teknologi baru. Hindari jebakan atas spekulasi berlebihan atau lebih tepatnya judi.
Crypto adalah alat untuk menciptakan sistem keuangan inklusif, meningkatkan efisiensi layanan kesehatan, dan mengintegrasikan AI ke kehidupan sehari-hari.
Gabung dalam percakapan