Jurus Mengelola Asset Golongan 1%
Apa itu golongan 1%
That's Ultra Rich People.
hanya 1% orang yang menguasai > 80% uang di dunia ini.
Apakah benar?
Saya sih gak tahu pasti, orang bank dan BI yang tahu lah hehehe....
.
Itu gak penting, tapi yang pasti orang kaya itu minoritas.
.
Yuk kita pelajari konsep bagaimana golongan 1% membangun kekayaannya dengan membuat sistem layer agar setiap uang bisa bekerja melalui leverage, aset produktif, dan tax planning.
Prinsip-prinsipnya adalah :
1. Mindset Kaya: Fokus pada aset yang menghasilkan pasif income, bukan mengelola pengeluaran
2. Leverage: Menggunakan strategy uang orang lain / pinjaman untuk memperbesar return, bukan untuk gaya hidup (beli mobil cicilan tinggi, beli rumah pakai KPR lama, barang tas mewah katanya harganya bisa naik, makan minum di restoran mahal, beli hp mahal cuma cari validasi, belanja pakai kartu kredit)
3. Kenali Lapisan Kekayaan (Layers):
- Lapisan 1 (Likuiditas): Menyimpan dana di instrumen likuid yang tetap tumbuh (contoh: asuransi jiwa bernilai tunai tinggi).
- Lapisan 2 (Properti): Membeli properti dengan uang muka dari lapisan 1, memanfaatkan apresiasi, arus kas, dan manfaat pajak.
- Lapisan 3 (Aset Digital/Bisnis): Menginvestasikan ke aset seperti Bitcoin atau bisnis yang menghasilkan arus kas.
4. Tax Planning untuk penghematan pajak: kenali aturan pajak seperti memanfaatkan depresiasi properti dan instrumen lain untuk mengurangi beban pajak.
Studi Kasus untuk Orang Indonesia dengan Aset 1 Miliar dan Penghasilan 10 Juta/Bulan
Misal seseorang memiliki aset likuid: Rp1 miliar.
Memiliki penghasilan bulanan: Rp10 juta (setelah pajak).
Tujuan: Membangun kekayaan jangka panjang dengan risiko terkendali.
Strategi Implementasi:
- Lapisan 1 (Likuiditas + Pertumbuhan) : Alokasikan Rp500 juta ke asset yang aman jangka panjang seperti reksa dana pasar uang atau deposito syariah dengan bunga 4-6% per tahun. Sisanya (Rp500 juta) digunakan untuk lapisan berikutnya.
- Lapisan 2 (Properti dengan Leverage) : Gunakan Rp300 juta sebagai uang muka 30% untuk properti seharga Rp1 miliar (KPR 70%, suku bunga 8% per tahun). Properti disewakan dengan pendapatan Rp10 juta/bulan.
Arus kas bersih: Rp10 juta (sewa) - Rp6 juta (cicilan KPR) = Rp4 juta/bulan.
Apresiasi properti: 5% per tahun (Rp50 juta/tahun).
Pengurangan pajak dari depresiasi properti.
- Lapisan 3 (Investasi Diversifikasi):
Alokasikan Rp200 juta ke:
- Reksa dana saham (Rp50 juta) untuk pertumbuhan jangka menengah (return 10-15% per tahun).
- Emas/ETF emas (Rp50 juta) sebagai lindung nilai inflasi.
- Bitcoin (Rp50 juta) sebagai asset "alpha" masa depan
- Bisnis sampingan (Rp50 juta): Misalnya warung kopi atau franchise dengan ROI 20% per tahun.
- Lapisan 4 (Pendapatan Pasif Tambahan):
Gunakan arus kas dari properti (Rp4 juta/bulan) + penghasilan bulanan (Rp10 juta) untuk melunasi KPR lebih cepat.
Investasi bulanan ke reksa dana (Rp5 juta/bulan).
Menambah modal bisnis.
Risiko dan Mitigasi:
- Lakukan rebalancing asset secara berkala. Tiap 3 bulan, 6 bulan, atau 1 tahun
- Suku bunga naik: Pilih KPR fixed rate atau pastikan arus kas sewa mencukupi.
- Pilih asset properti yang strategis perkotaan, dekat kampus/kantor.
- Volatilitas pasar saham: Diversifikasi ke reksa dana campuran.
yuk diskusi di komunitas IKIGAI produktif di whatsapp :
Gabung dalam percakapan